Ilustrasi |
Pelukis muda berjalan di atas awan ...
awan-awan itu nampak putih bersih
berkilau ...
kilauannya terpancar sampai ke bumi
Pelukis muda memandang ke bawah ...
melihat dunia yang penuh mata,
... lalu ia menghaturkan senyuman ...
senyuman bagi sesiapa sahaja yang memandang ke angkasa
Di waktu-waktu yang terus berjalan
gumpalan-gumpalan awan cantik riang berlarian
saling menjauh ... saling mendekat ...
saling mendatangi ... dan saling pergi
Nampaklah seorang insan ...
lalu kemudian yang lainnya juga terlihat,
mereka sedang berjalan di tanah kelahirannya
dengan busana yang sama seperti saat mereka lahir
Pelukis muda tak mau melihat orang-orang itu
lalu ia kencang berlari dan melompat ...
diantara awan-awan yang berdekatan,
diantara awan-awan berarak yang sedang berlarian
Pelukis muda tak akan mau melihat orang-orang itu,
orang-orang yang telah membunuh pikirannya ...
orang-orang yang telah mengebiri asanya
Hingga pelukis muda terbang ...
menghidupkan apa yang tlah dibunuh,
membebaskan diri ...
untuk merdeka menjadi diri sendiri
KARYA : WISNU MURTI
PURBALINGGA, 24 AGUSTUS 2022(08.15 WIB)
CATATAN
Jangan pernah mendekati orang-orang yang mengecilkan hati dan meremehkan bahkan mematikan cita-cita serta harapan anda.
PUISI SUNGGUH