Aku memandang ...
ada luka yang perih teramat dalam,
di palung hatinya ...
dan tenggelam tak bisa mentas
Sekaligus pula aku menertawainya ...
namun sebatas hanya dalam hati ...
karena aku masih mempunyai rasa tak enak,
dan menjaga atas sesuatu yang tak kuketahui
Sekaligu pula aku keheranan ...
mengapa ia begitu mudah tuk menunjuk-nunjuk orang?
sudahkah ia mengetahu semua?
sudahkah ia memahami semua?
ataukah ia telah merasa tahu semua tentang orang yang mereka tunjuk-tunjuk?
Aku masih memandanginya dan tetap saja heran ...
bukankah ia telah menipu orang?
lupakah ia telah menipu orang?
ataukah merasa bahwa ia tidak pernah menipu orang?
iakah ini cara dia tuk menghapus luka di hatinya?
KARYA : WISNU MURTI
CANGGU, 24 JUNI 2024(08.25 WITA)
CATATAN
Satu telunjuk mengarah ke orang lain dan jari-jari lainnya mengarah ke dirimu sendiri - mengacalah sebelum menghakimi orang. Apakah profesimu sebagai hakim?!
PUISI MELIPAT TANGAN SURGA