|
Ilustrasi - Smart Village |
Langit itu berwarna biru ...
itulah langitku!
biru ...
sebirunya hati dan pikiranku
Birunya hati ...
tlah membuang jauh-jauh ...
rasa kecewa, benci, dan sakit hati
menghancurkan ...
prasangka dan dendam
Birunya pikiran ...
menghadirkan sejuta gagasan,
membuka jalan-jalan baru,
sehingga hari ...
kulalui dalam harmoninya tarianku
Aku ...
berada pada waktu yang terindah
bersama orang-orang terbaik
dalam irama yang saling mengisi ...
dan melengkapi
KARYA : WISNU MURTI
PURBALINGGA, 27 AGUSTUS 2022(16.00 WIB)
CATATAN
1. Masa lalu + jarak = lelucon/guyonan.
2. Ketika kami mengingat orang-orang yang telah meremehkan, memaki, mencibir, dan memfitnah, kami akan terus mendoakan mereka dalam kebaikan - itu bukan semata-mata untuk mereka tapi untuk menjaga pikiran dan hati agar tetap bersih sehingga semangat akan terus kami dapatkan.
3. Selalu diingatkan oleh kenyataan bahwa semangat membara dan keyakinan yang utuh adalah dua hal yang bisa membuat langkah yang progresif dan keajaiban.
4. Dihantam, tidak dianggap, difitnah, dikecewakan, diremehkan, dihina dan segala macam kepahitan pada dasarnya adalah mekanisme Tuhan untuk mengingatkan kita akan rencana dan agenda yang telah kita janjikan kepada Tuhan, agar terus tumbuh dan menjadi kuat untuk kemudian melalui serangkaian ketidakenakkan itu Tuhan akan mengembalikan kita kepada jalur yang telah kita pilih serta menempatkan diri kita pada ekosistem yang mendukung dan mempermudah kita bersama orang-orang terbaik dalam bidang yang kita pilih ... Alhamdulillah.
5. Ketika kejelasan kita dapatkan maka dengan sendirinya keyakinan akan bertumbuh dan akan terus bertumbuh dalam perjalanan di jalan yang telah dipilih. Dan yang pasti LEPASKAN MASA LALU - tempatkan masa lalu pada tempatnya, kita jangan menghina diri sendiri dengan membawa masa lalu kemana-mana(masa depan).
6. Ekosistem yang mendukung, bersama orang-orang yang terbaik dalam bidangnya dan di waktu yang terbaik pula ... Just Amazing ... inilah keajaiban.
7. Tidak usah jauh-jauh ... ketika kita telah berada pada jalur yang telah kita pilih semua ketidakenakan, kepahitan, dan hantaman hidup menjadi sesuatu yang menantang dan kemudian dalam beberapa waktu menjadi tidak ada artinya. Untuk apa memendam benci, dendam, dan sakit hati toh Tuhan telah mengabulkan begitu banyak doa dan harapan yang telah kita panjatkan ke langit, untuk apa- ketika Tuhan telah memberikan banyak kenikmatan, memberi lingkungan, memberi kita orang-orang dan suasana yang dulu kita bayangkan dan harapkan. Eman-eman hidup yang sungguh indah dan syahdu ini harus dikotori dengan perasaan2 negatif itu - dan yang pasti perasaan2 itu akan sangat membebani perjalanan kita tuk mewujudkan gagasan-gagasan kita. Bukankah kita begitu bodoh untuk tetap membenci, dendam, sakit hati, apalagi berharap kepada orang-orang yang nyata-nyata kita telah jauh didepan meninggalkannya. Lihatlah faktanya! ... apa yang Tuhan tidak berikan?!.Hidup kita mahal - karena kita melakukan tindakan-tindakan yang mahal.