Aku akui ...
akulah yang bersalah,
akulah yang menghianati perjanjian itu ...
dan pulang kepadamu adalah jalan terindah hidupku,
Beberapa saat ...
aku mati oleh kata-kataku sendiri,
yang kuucapkan kepadamu beberapa tahun yang lalu ...
saat kita ada di waktu yang terdahulu
Ketika kuketuk pintu rumah,
kau pun yang membukakan pintu itu untukku
... dan maafkan aku yang telah mengagetkan
dan membuatmu menangis sejadi-jadinya
Aku akui ...
akulah yang bersalah,
akulah yang menghianati perjanjian itu ...
dan aku harus membayar semua kesalahan-kesalahanku padamu
Setelah beberapa purnama kita berpisah,
aku rasakan tangismu dalam pelukanku begitu pilu
aku rasakan sakitmu selama ini ...
aku rasakan derita tiada tara saat kutinggalkanmu
Tak kuasa jiwaku tuk menanggung dan merasakan satu pertanyaanmu ...
"apakah nanti kau akan pergi lagi?"
tak terasa air mataku berlinang membasahi pipi,
dan hanya bisa memelukmu erat-erat
KARYA : WISNU MURTI
PURBALINGGA, 4 MEI 2024(14.00 WIB)
CATATAN
Laki-laki yang dipegang adalah janji dan bicaranya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar